Suciwan Persamuan Kolam Teratai
(Bagian 1)
Lai-Fo-Si (Vihara Buddha Datang) terletak di barat
daya Kota kecil Raoliang, Kabupaten
Sheqi, Provinsi Henan. Konon pada periode Dinasti Sui dan Tang, ada seorang
pedagang pangan yang berasal dari Kota kecil Yangce, bernama Upasaka Wang,
menunggang kereta kerbau menuju ke Kota kecil Yuantan menjual hasil pangannya,
di tengah perjalanan bertemu dengan tiga orang lansia yang minta tumpangan dan
ikut dalam perjalanan.
Mereka menempuh perjalanan hingga larut malam,
kemudian Upasaka Wang menghentikan keretanya di tepi jalan dan beristirahat.
Keesokan paginya, Upasaka Wang menemukan tiga lansia tersebut telah menjelma
dan berubah jadi tiga buah rupang Buddha dari batu.
Untuk memperingati kejadian tersebut, umat Buddha
mendirikan vihara di tempat ini dan diberi nama sebagai “Lai Fo Si”, yang
bermakna Buddha datang menjelma ke sini.
Setelah melewati berbagai perubahan dan pergantian dinasti,
vihara yang berdiri megah tempo dulu, kini telah berubah jadi bangunan tua.
Meskipun masa jayanya telah berlalu, namun tetap mempertahankan keberadaan
Dharma Sejati!
Pepatah jaman dulu berkata : “Gunung yang meskipun
tidak menjulang tinggi, namun ada Dewa tersohor yang berdiam di sana; Sungai
meskipun airnya tidak mendalam, namun ada naga sakti berdiam di dalamnya”.
Justru di dalam vihara yang tidak menarik perhatian
ini, yang terletak di dusun terpencil, namun telah menghasilkan dua orang
Bhiksu yang menakjubkan, yakni Bodhisattva tubuh relik, Master Hai Qing, dan
Master Hai Xian yang wafat pada usia 112 tahun dan terlahir ke Alam Sukhavati
dengan bebas tanpa rintangan.
海会圣贤
(一)
《海会圣贤》
来佛古寺,位于河南省社旗县饶良镇西南。相传在隋唐年间,有羊册镇粮商王居士驾牛车去源潭镇贩粮,途遇三位老人搭车同行。行至深夜,便在路边停车休息。待次日黎明,却见三老已化为三尊石佛。众信士因而便在此处兴建道场,取名曰「来佛寺」,即佛陀化身来此之意。
数经沧桑变迁,几度江山易主,当年殿宇轩昂,如今尽还太虚。然而,虽是空门零落,幸喜正法犹存!古语有云:「山不在高,有仙则名;水不在深,有龙则灵。」就在这座毫不起眼的乡野荒庵中,却成就了震惊环宇的两位神僧——肉身菩萨上海下庆法师,和一百一十二岁自在往生的上海下贤老和尚。