Sunday 24 February 2019

41.Sulitnya berkesempatan terlahir sebagai manusia Bgn 2


Petikan Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sulitnya berkesempatan terlahir sebagai manusia
(Bgn 2)

Perumpamaan kedua adalah “Kura-kura buta menjulurkan kepala ke atas permukaan laut dan tepat menembusi papan berlubang”.

Perumpamaan ini mengibaratkan seekor kura-kura yang buta, lalu di atas permukaan laut ada sebilah papan yang berlubang, kura-kura itu muncul di atas permukaan air dan begitu kepalanya menjulur tepat menembusi lubang di papan tersebut.

Praktisi sekalian, cobalah bayangkan, perumpamaan ini sama sulitnya dengan perumpamaan sehelai benang yang dijatuhkan dari atas Gunung Sumeru dan tepat menembusi lubang jarum yang berada di kaki gunung, ini merupakan kesempatan yang sulit diperoleh.

Perumpamaan yang ketiga, ketika Buddha Sakyamuni berada di Vihara Jetavana, waktu itu Vihara Jetavana sedang dalam tahap pembangunan, Sang Buddha sedang meninjau lokasi, lalu menggenggam segumpal pasir dan menaruhnya di atas permukaan lantai, masih ada sisa butiran pasir di kuku jari tanganNya.  

Buddha Sakyamuni bertanya pada para siswaNya, “Mana yang lebih banyak, segumpal pasir di atas lantai atau sisa butiran pasir yang ada di kuku jari tanganKu?”. Tentu saja butiran pasir yang ada di permukaan lantai yang lebih banyak.

Sang Buddha mengatakan bahwa besar kemungkinan manusia kehilangan kesempatan terlahir kembali jadi manusia adalah ibarat segenggam pasir di atas lantai ini, sedangkan besar kemungkinan manusia bisa terlahir kembali jadi manusia adalah ibarat sisa butiran pasir di kuku jari tanganNya.

Praktisi sekalian cobalah bayangkan bagaimana perbandingan segumpal pasir dengan sisa butiran pasir di kuku jari tangan, ini menjelaskan pada kita betapa sulitnya memperoleh kesempatan terlahir kembali jadi manusia.

Bersamaan itu pula dalam tahap pembangunan Vihara Jetavana, tampak sekelompok semut, Buddha Sakyamuni tersenyum, para siswa menanyakan alasannya, mengapa Sang Buddha melihat sekelompok semut lalu tersenyum?

Sang Buddha membabarkan bahwa semut-semut ini terlampau dungu, sungguh patut dikasihani. Sebanyak tujuh Buddha sudah muncul di dunia dan mereka masih juga bertumimbal lahir jadi semut, bila diasumsikan waktu kemunculan seorang Buddha adalah tiga Asamkhyeyakalpa, maka tujuh Buddha berarti sudah melewati 21 Asamkhyeyakalpa, bayangkan, mereka masih bertumimbal lahir jadi semut.

Hal ini menunjukkan betapa dungunya para makhluk yang terlahir di Alam Binatang, menganggap dirinya adalah berwujud sedemikian rupa, sehingga setelah mati, dia bertumimbal lahir jadi semut lagi.

Maka itu betapa sulitnya memperoleh kesempatan terlahir sebagai manusia.

Dipetik dari : Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Pertanyaan Ananda Tentang Balasan Baik dan Buruk dari Belajar Buddha Dharma
Serial : 05
Tahun : 1982
Kode Artikel : 15-006-0005


淨空老法師開示節錄 :
人身難得,佛法難聞
(二)

第二個比喻也是佛說的,「盲龜浮木」的比喻,盲龜是眼睛瞎了的烏龜。這是講大海,海裡面有塊木板,木板上有個洞,瞎眼睛的烏龜在大海裡頭,頭一伸,剛剛好就伸到那個木板洞裡。諸位想想,這個跟那個須彌穿針是一樣的難,實在講不容易碰得到。第三個比喻,是釋迦牟尼佛在祇園精舍,祇園精舍那時候在蓋房子,佛到工地去參觀,看了之後他就在地上抓了一把土,然後把這個土撒在地上。學生看到之後就問佛,佛就反問學生說,他說你們看,這個土撒到地上,現在指甲裡還留著一點土,是我指甲裡的土多還是大地的土多?這不用說,當然是大地土多。佛就說了,他說一切眾生失掉人身之後不能得人身,就像大地土,失了人身第二世還能夠得人身,就像指甲上的土。指甲上的土與大地上的土,諸位想想,那是成什麼比例,說明了人身難得。

  同時就在祇園精舍看到一群螞蟻,佛看了之後笑一笑,佛也不輕易笑,一定是有原因的。弟子就問,佛看螞蟻為什麼笑牠?佛說這群螞蟻太愚痴,太可憐了。牠墮在螞蟻身是七尊佛出世之前,現在七尊佛都過去了,我們如果說一尊佛是三個阿僧祇劫,七尊佛最低限度就是二十一個阿僧祇劫,牠還是個螞蟻。不是說螞蟻壽命有這麼長,不是的。牠死了之後又投螞蟻胎,生生世世都做螞蟻,所以七尊佛出世,牠還沒有辦法離開螞蟻身得別的身去。這就說明了畜生的愚痴,愚痴牠就守定那個身就是牠自己,因此牠死了之後再受身還是這個身。這種情形我們要曉得,人身難得,的確是難得。

文摘恭錄 阿難問事佛吉凶經  (第五集)  1982  台灣景美華藏圖書館  檔名:15-006-0005