Tuesday 26 February 2019

51.Cuma punya hak guna, tidak punya hak milik


Petikan Ceramah Master Chin Kung
Judul :  Cuma punya hak guna, tidak punya hak milik

Sudah bertahun-tahun lamanya saya memberi ceramah Dharma di Taipei, saya selalu menasehati praktisi lainnya bahwa anggota Sangha tidak boleh memiliki vihara, mesti meneladani Buddha Sakyamuni.

Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia, vihara didirikan dan dimiliki oleh umat awam, Sang Buddha diundang membabarkan Dharma di vihara tersebut.

Umat berkeluarga membangun vihara untuk dipersembahkan kepada Sang Buddha, namun hak milik tetap ada pada umat awam, Sang Buddha hanya memiliki hak guna, tidak punya hak milik.

Memiliki hak guna sudah cukup, begitu memiliki hak milik maka praktisi pun berubah jadi orang awam, padahal mulanya dia berniat mulia meninggalkan keduniawian, tetapi sekarang anda malah menariknya kembali jadi orang awam, dosa ini sungguh besar.

Maka itu membangun vihara itu boleh-boleh saja, tetapi segala urusan vihara biarkan saja umat berkeluarga yang menanganinya, sebagai anggota Sangha tidak perlu pusing mengurusnya.

Kalau sudah begini jadinya, banyak anggota Sangha yang merasa was-was, bagaimana kalau tiba-tiba si pengurus mengusirku keluar, atau bagaimana kalau dia menjual vihara ini? Itu adalah urusannya, dia menciptakan karma buruknya sendiri, saya menimbun jasa kebajikanku sendiri, tidak ada kaitannya dengan diriku! Praktisi sekalian mesti memahami kebenaran ini.

Apa yang kita latih sesungguhnya? Kita melatih kesucian hati, kalau pikiranmu tiap hari merisaukan “Vihara ini kelak bisa dijual sama pemiliknya”,  hatimu jadi tidak suci, sampai kapan barulah anda bisa mencapai kesucian hati!

Hati yang suci mewujudkan Tanah Suci, kita melafal Amituofo mesti mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan, sampai kapan barulah anda bisa mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan? Apabila anda ingin mencapai pikiran terfokus tak tergoyahkan maka mesti menyingkirkan segala bentuk niat pikiran.

Sebuah vihara dibangun dengan dana yang berasal dari persembahan umat Buddha di sepuluh penjuru, andaikata si pengurus berani menjualnya, dia menciptakan karma buruknya sendiri, kelak dia harus melunasi utangnya pada umat Buddha di sepuluh penjuru, kita mesti menjaga kesucian hati sendiri.

Yang terbaik adalah harus berhati-hati dalam memilih pengurus, carilah orang yang baik untuk diangkat jadi pengurus. Namun sayangnya kita belum mencapai KeBuddhaan, saat permulaan kita melihat, umpamanya si B, orangnya baik, tetapi di kemudian hari, hatinya berubah, kalau sudah begini, tetap saja adalah urusannya sendiri, bukan tanggung jawab kita.

Praktisi sekalian hendaknya memahami kebenaran ini, ingatlah, kita hanya boleh memiliki hak guna, jangan ada hak milik, barulah hati dan pikiran bisa tenang dan suci. Seorang siswa Buddha hanya menerima empat jenis bentuk persembahan, selain ini tidak ada yang dihendaki lagi.

Dipetik dari : Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Pertanyaan Ananda Tentang Balasan Baik dan Buruk dari Belajar Buddha Dharma
Serial : 05
Tahun : 1982
Kode Artikel : 15-006-0005


淨空老法師開示節錄 :
只有使用權,沒有所有權

我這些年在台北講經說法,我常常勸同修們,我自己始終都是這個主張,出家人決定不可以要道場,不可以要一個寺院。一定要像佛陀當年在世一樣,從前佛陀在世,精舍是在家人的財產,是在家人管理,在家人請佛到他那裡去講經,建精舍供養佛,所有權是在家人的,佛在那裡只有使用權,沒有所有權。有使用就好了,一有所有就變成在家人,那就是他出家了硬把他拉回來叫他做在家人,這個罪過很大。因此,寺院可以有,道場可以有,寺院裡面一定是在家人去管,出家人不要管這個事情。也許說出家人不放心,萬一他把我趕出去,他把這個寺院賣掉了怎麼辦?那是他的事情,他造他的罪業,我修我的功德,與我不相干!諸位一定要曉得這個道理。

我們修修什麼?修清淨心,如果你這個心天天還念著「這個廟將來會被人賣掉」,你的心就不清淨,你的清淨心到哪一年才能修成!心淨則土淨,我們念佛要修一心不亂,你這一心不亂到哪一年才能得到?你要想成就你的一心不亂,必須要把你這些念頭統統斷掉。十方供養的道場,那個管理人把它賣掉,他造他的罪業,他將來要還那些人的債,我們自己心地要清淨。充其量就是我們選擇管理人的時候要謹慎,要選擇一個好人來管理。但是我們畢竟也不是佛,也沒有成佛,我們看這個人是不錯,這個人將來管理之後他變質了,那還是他的事情,我們也沒有責任。諸位一定要懂這個道理,記住,我們有使用權,不要有所有權,心才能夠得清淨。一個真正佛弟子,只接受四事供養,四事以外的不需要。

文摘恭錄 阿難問事佛吉凶經  (第五集)  1982  台灣景美華藏圖書館  檔名:15-006-0005