Petikan Ceramah
Master Chin Kung
Judul : Akibat
karma bagaikan bayangan mengikuti diri
(Bgn 2)
Kemudian Bhiksu Zhi
Xuan menetap di Vihara An’guo, waktu itu adalah era Dinasti Tang, Kaisar Yizong
sedang bertahta. Kaisar Yizong adalah kaisar ke-18 Dinasti Tang, bertahta dari
tahun 860-874 Masehi.
Kaisar Yizong
sangat menghormati Bhiksu Zhi Xuan, kemudian mengangkatnya jadi Guru Negara Wu
Da, ketika Guru Negara Wu Da memberi ceramah Dharma, Kaisar selalu hadir
mendengarnya, makanya waktu itu kedudukan dan reputasinya sangat tinggi.
Kaisar
menghadiahkan sebuah kursi pusaka yang terbuat dari kayu gaharu kepada Guru
Negara Wu Da. Kayu gaharu selain harganya mahal juga langka. Guru Negara Wu Da
yang menerima anugerah dari Kaisar merasa begitu bangga, saya ini kan Guru
Negara, guru Kaisar, perasaan angkuhnya mulai bangkit.
Begitu perasaan
pongahnya muncul, tiba-tiba di lututnya tumbuh bisul berwajah manusia, bisul
itu bentuknya mirip kepala manusia, punya mata, hidung, mulut, bahkan bila
disuapi makanan, dia juga bisa menyantapnya, Guru Negara Wu Da merasakan
penderitaan yang luar biasa.
Dia adalah guru
Kaisar, siapa yang tidak menghormatinya, semua tabib terkemuka sudah diundang
untuk mengobati sang Guru Negara, namun hasilnya nihil.
Suatu hari mendadak
dia teringat pada pesan Yang Ariya Kanaka, kalau bertemu masalah besar boleh
mencarinya di Pengzhou, Sichuan. Kemudian Guru Negara Wu Da pergi menemui
Y.A.Kanaka, barulah mengetahui ternyata anggota Sangha yang pernah ditolongnya
tempo hari ternyata adalah jelmaan Arahat.
Y.A.Kanaka
memberitahukan pada Guru Negara Wu Da bahwa di tempatnya ini ada sebuah mata
air yang bagus, dengan air ini membilas bisul anda, pasti bisa sembuh.
Esok
harinya ada seorang Kumara (bocah) yang menuntunnya ke tempat mata air
tersebut, ketika dia hendak membilas bisul dengan air tersebut, mendadak bisul
berwajah manusia itu berbicara.
Bisul
berkata : “Guru Negara, anda adalah tumimbal lahir dari Yuan Ang, pejabat
Dinasti Han, dan saya bisul berwajah manusia, waktu itu adalah Chao Cuo.
Waktu
itu saya dipenggal, dendam itu saya pendam hingga sekarang ini, selama
kelahiran demi kelahiran, saya ingin membalasmu. Tetapi pada masa kelahiran
kedua, anda menjadi Bhiksu, menjalani sila dengan disiplin yang kuat, sehingga
ada Dewa Pelindung Dharma yang melindungimu, saya tak berdaya mencari
kesempatan membalasmu.
Sejak
itu anda telah bertumimbal lahir sebanyak 10 kali, selama 10 masa kehidupan,
anda tetap menjadi Bhiksu senior, selama 10 masa kehidupan pula tiap hari saya
selalu berada di sekitar dirimu, mencari kesempatan untuk balas dendam, namun
tak berdaya sama sekali.
Hari
ini kebetulan Kaisar menganugerahkan sebuah kursi pusaka gaharu padamu, anda
jadi kegirangan, begitu sebersit niat angkuhmu timbul, Dewa Pelindung Dharma
menjauhimu.
Oleh
karena yang dilindungi oleh Dewa Pelindung Dharma adalah Ajaran Buddha,
kesucian hatimu, begitu sebersit niat angkuhmu muncul, Dewa Pelindung tidak
mendukungmu lagi, sehingga saya memiliki kesempatan untuk balas dendam.
Hari
ini Yang Ariya Kanaka menggunakan Air Samadhi untuk mengurai ikatan permusuhan,
saya juga bersedia menerimanya, saya juga amat berterimakasih pada Yang Ariya
Kanaka.
Ikatan
permusuhan kita sampai di sini telah terurai, selanjutnya saya juga takkan
balas dendam lagi padamu, juga takkan mencari masalah denganmu lagi”.
Setelah
menyelesaikan perkataannya, arwah itu beranjak pergi, begitu bisul dibilas
dengan air tersebut, langsung sembuh.
Kisah
perumpamaan ini diwariskan hingga hari ini, banyak vihara yang menyelenggarakan
upacara ritual “Maitri Karuna Pertobatan Air Samadhi”. Ini mengisahkan Guru
Negara Wu Da selama 10 masa kehidupan, menjadi Bhiksu senior, Yang Ariya Kanaka
menggunakan Air Samadhi untuk membilas bisul yang diderita oleh Guru Negara Wu
Da, mengurai ikatan permusuhan, sekarang menjadi syair pertobatan yang terkenal
yakni “Maitri Karuna Pertobatan Air Samadhi”, beginilah asal usulnya.
Melakukan
upacara ritual “Pertobatan Air Samadhi”, tujuannya adalah untuk mengurai ikatan
permusuhan, di sini ada Y.A.Kanaka sebagai penengahnya guna mengurai ikatan
permusuhan.
Apabila
kedua belah pihak setuju untuk berdamai, maka ikatan permusuhan sudah terurai,
inilah makna dari Pertobatan Air Samadhi.
Dari
sini kita dapat mengetahui bahwa “Akibat karma baik dan karma buruk, bagaikan
bayangan yang mengikuti diri, tak berdaya dipisahkan”, bersamaan itu pula kita
menyadari bahwa “Ikatan permusuhan mesti diurai dan jangan dijalin”, kita
jangan mengikat tali permusuhan dengan orang lain.
Apabila
kita adalah insan bijaksana dan cerdas, kita mesti mengurai ikatan permusuhan
dengan orang lain, jangan malah bermusuhan dengan orang lain, oleh karena
ikatan permusuhan merupakan persoalan besar, setelah mengikat tali permusuhan
maka sudah sulit diurai.
Dipetik dari : Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Pertanyaan Ananda Tentang Balasan Baik dan Buruk dari Belajar
Buddha Dharma
Serial : 04
Tahun : 1982
Kode Artikel : 15-006-0004
淨空老法師開示節錄 :
善惡追人。如影逐形
(二)
以後知玄法師住在安國寺,這是唐朝懿宗的時候,是唐朝第十八代的皇帝,公元八百六十年到八百七十四年。皇帝對於這個法師非常尊重,封他為國師,法師講經,皇帝常常來聽經,所以那時候他的聲望、地位非常之崇高。皇帝送他一個沉香寶座,很大的,我們講太師椅,這個太師椅的質料是沉香雕的。諸位想想,沉香價值太貴了,最好的檀香,放到水裡面都沉下去,叫沉香。我們曉得今天在台灣一斤沉香恐怕要好幾萬,還不太容易買到,台灣沒有,從前從越南那邊可以能夠進口一點點,價值非常之高。你想一個太師椅那要多少,差不多要上千斤的沉香,沉香很重。皇帝送個沉香寶座,他很得意,我是皇帝的老師,傲慢心起來,貢高我慢。這貢高我慢的心起來,忽然膝蓋上長了個人面瘡,就是這個瘡的樣子就像一個人頭,有眼睛、有鼻子、有嘴巴,而且你餵它吃東西它還會吃,痛苦不堪。他是皇帝的老師,誰不尊重他,但國家第一流的醫生名醫來對他都束手無策,沒有法子治得好。有一天他忽然想到,從前那個和尚跟我講,我有大難的時候到四川彭州去找他,我現在遭了難,這要送我的命,於是乎他就去,到四川彭州找到他了。找到他之後才曉得他是個阿羅漢,原來從前是阿羅漢化身的,不是個普通人。
迦諾迦尊者就告訴他,他說我這個地方有很好的泉水,你這個瘡一洗就好了。到第二天,山上有個童子就帶他到泉水旁邊,他剛剛要拿泉水來洗瘡,忽然人面瘡開口說話了。他說國師,你是漢朝袁盎轉世的,今天這個鬼變的瘡,我就是晁錯。當初在東市我被腰斬,我的怨恨一直到今天都沒有消失,我生生世世都想來報復你。可是你到第二生就出家,出家做和尚,你的戒律很清嚴,有護法神保護你,我沒辦法,不得其便。從那個時候起你已經轉世轉了十世,轉了十次,你十世都做高僧,我十世天天就在你周邊,想找你的麻煩我沒有辦法下手。今天你被皇帝所尊重,皇帝送你沉香寶座,你一念歡喜心起來,一念貢高我慢,這個心起來護法神走了。護法神護的是法,護的是你心地的清淨,你有一念貢高我慢,護法神不護持你,那我就得方便,沒有人保護你我就來了,我就來要你的命,要來報仇。今天承蒙迦諾迦尊者以慈悲三昧水來解冤釋結,我也願意接受,我也很感謝迦諾迦尊者。從此以後,我們的冤仇到此就解掉了,我以後也不會再來報復你,也不會再來找你麻煩。他就走了,他把這個水一洗這個瘡就好了。
從這個典故當中,一直留下來到今天,在我們本省常常盛行拜懺,拜什麼懺?慈悲三昧水懺。這就是講悟達國師十世高僧,迦諾迦尊者是以慈悲三昧法水來洗,就是替他解除,現在留下來的《慈悲三昧水懺》就是這麼來源。拜水懺,主要的就是解釋怨結,就好像打官司一樣,兩方面是冤家對頭,請迦諾迦尊者來給他解除,給他化解。如果兩方面都同意,這個冤仇就解除,水懺的意義是在此地。所以水懺是消災,也就是解結,解釋怨結而做的法事。在當時,這是一樁事實。我們從這個地方就曉得「善惡追人,如影逐形,不可得離」,同時我們從這樁事情也能夠覺悟到所謂「冤家宜解不宜結」,我們跟人不要結冤仇。我們如果真正有智慧,聰明的話,我們要跟人家解冤仇,不要跟人家結冤仇,結冤仇這個事情麻煩透了,結下去之後以後很難化解。
文摘恭錄 — 阿難問事佛吉凶經 (第四集) 1982 台灣景美華藏圖書館 檔名:15-006-0004