Friday 22 February 2019

30.Kebajikan sebagai perisai diri


Petikan Ceramah Master Chin Kung
Judul : Kebajikan sebagai perisai diri

Hati dan pikiran kita jadi tenang, perasaan kita begitu bersukacita, ini adalah buah akibat yang kita terima saat sekarang. Sedangkan buah akibat kelak yang akan kita terima adalah menemukan kembali jiwa sejati, mencapai Pikiran Terfokus Tak tergoyahkan, mencapai KeBuddhaan.

Semua manfaat ini berasal dari mengamalkan Sepuluh Kebajikan. Tetapi di sini perlu saya ingatkan bahwa menimbun kebajikan itu juga harus berlandaskan pada “kebijaksanaan”, bukan mengandalkan perasaan emosional. Mengapa demikian?

Kebajikan yang dilakukan karena perasaan emosional bukanlah merupakan kebajikan yang sesungguhnya, jadi kebajikan itu harus berlandaskan pada akal sehat dan kebijaksanaan. 

Buddha Sakyamuni mengumpamakan “Kebajikan sebagai perisai diri”,  pada zaman dahulu kala prajurit berperang akan mengenakan baju perisai, yang dapat melindunginya dari serangan senjata tajam pihak lawan; sama halnya pula dengan pertempuran zaman sekarang, di garis depan akan digunakan tank atau kendaraan tempur lapis baja dan mobil lapis baja, yang merupakan perisai.

Buddha Sakyamuni menyampaikan, kebajikan adalah perisai kita yang sesungguhnya, asalkan kita mengamalkan kebajikan maka tidak perlu merasa takut, kita dapat maju tanpa gentar.

“Tidak takut akan serangan senjata tajam pihak lawan”, artinya adalah menghadapi kondisi sesulit apapun, kita juga takkan gentar.

Maka itu insan yang berhati baik senantiasa dapat mengubah petaka menjadi berkah, mengubah kesusahan menjadi kesejahteraan, dimanapun dia berada selalu sejahtera, ini merupakan buah akibat dari melakukan kebajikan.

“Kebajikan sebagai kapal besar, dapat melewati perairan”, ini juga merupakan perumpamaan, kebajikan itu ibarat kapal besar, yang dapat menyeberangi dan melewati perairan. Maka itu dengan memiliki kebajikan, dapat menyelamatkan diri menuju pantai seberang, mencapai KeBuddhaan.

Dipetik dari : Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Pertanyaan Ananda Tentang Balasan Baik dan Buruk dari Belajar Buddha Dharma
Serial : 04
Tahun : 1982
Kode Artikel : 15-006-0004


淨空老法師開示節錄 :
善為大鎧

『安神得道,皆從善生』,「安神」就是我們現在這個心,神就是精神,我們現在的心很安,我們的精神很愉快,這是講我們現前的果報。「得道」是講後來,我們明心見性,我們證得一心不亂,我們成佛、成菩薩,這是得道。現在我們得到的平安,身心之安穩,將來我們能夠得道,諸位要曉得,「皆從善生」,從哪裡得來的果報?是從行善來的,這個善就是修學十善。但是諸位要曉得,在這裡我提醒大家一句話,斷惡修善要建立在智慧的基礎上,而不是感情的基礎上。為什麼?感情的基礎上修十善那不是真正的善,一定要建立在理智的基礎上。底下佛說了幾個比喻,『善為大鎧』,鎧是盔甲,古時候打仗,士兵穿的這些鐵甲,衝鋒陷陣,能夠抵禦刀兵;現在事實上還是一樣,你看現在的戰爭,在第一線衝鋒的都是用戰車、裝甲車,裝甲車也就是大鎧。佛跟我們說,善是我們真正的大鎧,我們能夠修善,我們在什麼地方都沒有恐懼,可以勇猛精進。『不畏刀兵』,就是怎麼樣的危難我們都不怕。所以心地純善之人總是逢凶化吉,遇難成祥,他所在之處總是吉祥的,這就是修善的果報。『善為大船,可以度水』,這也是個比喻,善好像是大船,有了船就可以渡水。所以我們有了善,就能夠把自己度到菩提涅槃的彼岸。

文摘恭錄 阿難問事佛吉凶經  (第四集)  1982  台灣景美華藏圖書館  檔名:15-006-0004