Sunday, 17 February 2019

03.Raja Naga


Petikan Ceramah Master Chin Kung
Judul : Raja Naga yang mampu memanggil angin dan menurunkan hujan

Di dalam “Gao Seng Zhuan (Biografi Bhiksu Senior)” terdapat sebuah kisah, pada masa kehidupan lampau, Master An Shi-gao juga merupakan seorang Bhiksu senior yang telah mencapai pencerahan. Jadi beliau bukan hanya melatih diri pada satu masa kehidupan sekarang, namun sejak kelahiran demi kelahiran lampau, beliau telah melatih diri menjadi seorang Bhiksu senior.

Master An Shi-gao menceritakan bahwa pada masa kehidupan lampaunya, beliau memiliki seorang sahabat yang juga merupakan seorang Bhiksu, mereka berdua melatih diri bersama-sama.

Sahabatnya ini memahami ajaran sutra serta suka berdana. Praktisi sekalian cobalah bayangkan, apa yang digunakan seorang Bhiksu untuk berdana? Yakni dengan memberikan ceramah Dharma (Dharma Dana).

Tetapi sahabatnya ini perangainya agak gampang emosi, meskipun dalam skala kecil-kecilan saja. Jadi tidak seperti emosi manusia modern yang meledak-ledak.

Oleh karena kehidupan anggota Sangha waktu itu cukup bersahaja, setiap hari mereka keluar melakukan pindapatra, ketika berpindapatra, kalau ada umat yang memberi persembahan dana makanan yang sesuai dengan seleranya, dia akan sangat bersukacita; sebaliknya kalau kebetulan umat yang memberi persembahan makanan tidak sesuai dengan seleranya, dalam hatinya merasa tidak senang.

Dalam hatinya dia berpikir : “Saya meninggalkan keduniawian dan melatih diri, saya juga memiliki etika moral, memiliki ilmu pengetahuan, setiap hari memberi ceramah Dharma memberi manfaat bagi para makhluk, tapi lihatlah makanan yang saya santap hari ini begitu tidak menyelerakan”, cuma menumpahkan secuil kekesalan ini, tetapi ini sudah termasuk hati kebencian (Dosa).

Setelah meninggal dunia, si sahabat ini jatuh ke Alam Binatang menjadi seekor ular besar. Ular besar ini sangat sakti, dalam bahasa awam menyebutnya sebagai Raja Naga, atau Malaikat Air. Dia menjadi Raja Naga di Danau Poyang di Provinsi Jiangxi, Tiongkok.

Raja Naga ini sesungguhnya adalah ular, pintar berulah, memamerkan kekuasaan, memanggil angin dan menurunkan hujan, dia memiliki kemampuan begini.

Setiap perahu yang hendak melewati perairan di wilayah kekuasaannya, terlebih dulu harus menyembahyangi dan memberi sesajian padanya, barulah dia mau melindungi perahu tersebut aman menyeberang.

Apabila perahu tersebut tidak sudi menyembahyangi dan memberi sesajian untuknya, maka dia akan menciptakan badai dan gelombang tinggi, sehingga perahu tersebut mengalami musibah.

Dengan perkataan lain, kebencian di hatinya kian lama kian parah, tidak seperti dulu lagi, mengapa demikian? Dia telah kehilangan jiwa sejatinya, segalanya kini menjadi “Yang menuruti kehendakku akan selamat, yang melawan kehendakku harus mati”, karma buruk yang diperbuatnya ini sungguh mendalam.

Dia sendiri juga tahu bahwa malaikat juga bisa mati, dia juga menyadari bahwa setelah mati dia pasti jatuh ke Neraka, mengapa demikian? Selama menjadi malaikat air, dia menerima sesajian yang merupakan daging hewani, orang lain demi memberi sesajian padanya, harus menyembelih babi, kerbau, kambing, karma buruk dari pembunuhan sudah sedemikian banyaknya.

Walaupun dia tidak langsung melakukan pembunuhan, tetapi orang lain menyembelih untuk memberikan sesajian padanya, kalau tidak memberikan sesajian padanya, dia tidak mau melindungi perahu yang akan menyeberang.

Mengkonsumsi makanan hewani, karma pembunuhan yang terlampau berat, kebencian hati yang terlampau berat, makanya dia sendiri tahu bahwa setelah mati pasti jatuh ke Neraka.

Kemudian dia pergi memohon pada sahabat lamanya yakni Master An Shi-gao, Bhiksu senior yang telah mencapai pencerahan, memohon bantuan dan  pelimpahan jasa darinya.

An Shi-gao juga memiliki kemampuan gaib, tentunya mereka juga berjodoh, sehingga waktu dia mengerjakan pekerjaan menerjemahkan sutra, Raja Naga sedang menghadapi ajalnya, makanya si Raja Naga ini cepat-cepat memohon bantuan pada An Shi-gao.

Mungkin praktisi sekalian akan bertanya, mengapa An Shi-gao sesampainya di Tiongkok, tidak langsung saja menyelamatkan sahabatnya itu? Praktisi sekalian hendaknya tahu, ketika An Shi-gao baru menginjakkan kakinya di daratan Tiongkok, si Raja Naga lagi jaya-jayanya, mana mungkin bisa dinasehati supaya kembali ke jalan yang benar?

Tetapi di kala ajalnya hampir tiba, dia mulai merasa takut dan menyesali perbuatannya, saat begini barulah mau menerima nasehat dan kembali ke jalan yang benar.

Sebelum An Shi-gao mendatangi kuil pemujaan Raja Naga, malam harinya, Raja Naga memberi mimpi pada  pengurus kuil, berkata esok harinya sahabat lamanya yang merupakan seorang Bhiksu senior akan mengunjungi kuil ini, anda harus meladeninya dengan baik, mengundangnya memberi ceramah padaku, melimpahkan jasa padaku.

Esok harinya pengurus kuil segera melakukan persiapan menyambut kedatangan An Shi-gao. Begitu An Shi-gao tiba, pengurus kuil segera memohonnya memberi ceramah pada Raja Naga.

Usai ceramah, An Shi-gao meminta Raja Naga menampakkan diri, tetapi dia tidak bersedia, katanya penampilannya buruk. An Shi-gao bilang padanya, kalau ingin mengeliminasi rintangan karma, maka sebaiknya menampakkan diri untuk dilihat orang banyak.

Akhirnya si Raja Naga menampakkan diri, ternyata seekor ular, badannya panjang dan kasar. Begitu kepalanya menjulur keluar, tampak sepasang matanya mengalirkan air mata, menunduk di hadapan An Shi-gao. Banyak orang yang menyaksikan peristiwa ini, barulah mengetahui ternyata wujud asli dari Raja Naga adalah sedemikian rupa.

Tidak sampai beberapa hari kemudian Raja Naga meninggal dunia, kemudian masyarakat setempat menemukan bangkai ular yang sangat besar di gunung, sejak itu dusun tersebut dinamakan Dusun Ular, sampai sekarang namanya tidak berubah.

Ketika menampakkan diri, Raja Naga sempat berpesan pada pengurus kuil, supaya seluruh harta kekayaannya dipersembahkan kepada An Shi-gao, berharap An Shi-gao membantunya memupuk berkah.

An Shi-gao membawa harta kekayaan tersebut ke Nanchang, Provinsi Jiangxi, dan mendirikan vihara di sana, nama vihara itu adalah “Vihara Da An Si”, di sinilah An Shi-gao memberi ceramah Dharma. Vihara ini merupakan vihara pertama di Jiangnan.

Dipetik dari : Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Pertanyaan Ananda Tentang Balasan Baik dan Buruk dari Belajar Buddha Dharma
Serial : 01
Tahun : 1982
Kode Artikel : 15-006-0001


淨空老法師開示節錄 :
呼風喚雨的龍王

《高僧傳》裡頭有這麼一段故事,在很久之前,當然不是這一生的事情,是過去生中,安世高是個得道的高僧。他不是一生修行的,生生世世修行都是高僧,也說不定他是什麼菩薩再來的,這是我們不敢推測,總而言之他不是一個普通人。他說他從前有個同學,也是出家人,他們兩個人在一起修行,這個同學明經好施,經是經典,經典的道理他都明瞭、都通達,又喜歡布施。諸位想想,出家人布施他用什麼布施?出家人就是法布施,就是喜歡為別人說法,勸別人修善。可是他自己性情多瞋,就是很容易發脾氣,但是這個很容易發脾氣也不是像我們今天想像,聽說某個人脾氣很火躁,不是的,那就不像一個修行的道人。他這個瞋恚的心拿我們今天來看,幅度很小。因為那個時候出家人生活很簡單,都是出去托缽,托缽的時候如果齋主供養他的菜飯很合他的味道,他就很歡喜;如果今天托缽,齋主布施的菜飯不太合自己的口味,心裡面就不太高興。心裡常常想到「我出家修行,有道德、有學問,天天弘法利生,你看看今天我吃的飯還這麼難吃」,就這麼一點點的意思,這就是瞋恚心。死了以後就墮在神道裡頭去,死了以後沒有能成正果,不像安世高,安世高就成正果,他墮惡道。惡道墮什麼地方?墮到畜生道裡,是個很大的蛇身,來生變成一個大蛇。

這個蛇很靈驗,我們俗話講龍王,就是水神,他到我們中國宮亭湖這個地方當龍王去了。這個龍王之身是個蛇身,牠很會作怪,呼風喚雨,牠有這個能力。凡是經過牠這條江的船隻,都要到牠那裡去拜拜,都要祭祀牠,牠就會保佑這條船一帆風順,保佑你平安。如果你要是不去拜牠,不祭祀牠,牠就興風作浪,叫你得不到太平。換句話說,這個時候牠的瞋恨心大了,不像從前,為什麼?牠已經迷失了本性,一切「順我者昌,逆我者亡」,造這個罪業就很深。牠自己曉得,神也有壽命,牠曉得牠死了以後一定墮地獄,為什麼?這一生作神,接受的是人家的血食,人家殺豬、殺牛、宰羊去祭祀牠,所以殺生的果報太多了。不是牠殺,別人是為牠殺的,不殺這些東西去祭祀牠,牠不保佑人家平安。血食、殺業太重,瞋恨心太重,所以曉得死了以後一定墮地獄。於是他就求助於他的同學安世高大師,這是一個得道的高僧,求他來幫助,求他來超度。安世高也有神通,當然他們是有感應道交的,所以他翻譯經到這個時候,也就是這個龍王快要死了,壽命快要到了,到這時候趕緊去度牠。也許諸位要問了,他為什麼不一到中國來就先度牠?諸位要曉得,他一到中國來的時候,這個龍王正是耀武揚威得志的時候,正是迷惑顛倒的時候,不會回頭,你給牠說什麼好話牠也聽不進去。到牠快要死的時候,俗話說「人之將死,其言也善」,到將死的時候,牠後悔了,牠回頭了,這個時候勸牠很有效。

安世高看到這個龍王快要死的時候來了,到這個地方來踐前世之約,到這個廟裡面來。這個神很靈,頭一天晚上託夢給廟裡的住持,牠說明天牠有個老同學,是個高僧,要到我這個地方來,你要好好的招待他,要請他給我說法,要請他來超度我。廟裡管事的這個人,神託夢給他,到第二天什麼都準備好了。果然安世高來了,來了一問,他的事情都曉得了,請安世高給這個神說法。安世高給牠說的時候完全用密咒說,說的那些,大家在一起旁邊聽的人都聽不懂,不知道安世高跟牠說什麼,是用咒語跟牠說。說完之後,安世高就要求這個神現身給大家看,神就不願意,神就說不必了,我這個身體不好看,很難看。安世高就說你要為了消你的業障,消你的罪業,最好你還是現身,讓大家看一看。於是這個神慢慢從神龕裡面鑽出來,大家一看是一條蛇,很粗很長的一條大蛇。這個蛇頭一伸出來之後,眼淚就流下來,向安世高點頭。這個事情大家都看到,原來龍王本來的相是這個樣子,以後這個神就又退回到神龕裡面去。沒有幾天牠就死了,死了之後大家在山澗裡面發現一條很大的蛇,蛇已經死了。所以那個地方現在叫蛇村,一直到現在還叫做蛇村,蛇村的來源就是這麼一樁事情。

這個神現身之後,就告訴牠廟裡頭管事的人,把牠廟裡面這些財產都奉獻給安世高,就是捐獻出來,都交給安世高,求安世高為牠修福。安世高怎麼給牠修福法?他把這筆錢,這筆錢不少,數字很大,就帶到豫章,當時的豫章就是我們現在的南昌,江西的省會南昌,在那個地方建了一個佛寺,佛寺的名字叫大安寺。這也是紀念這個廟神,因為這個廟神過去跟安世高同學,都是在安息國,所以用「大安」來做這個寺廟的名字,這是有個紀念的性質。大安寺蓋好之後,世高大師在這個地方講經說法度化眾生。這個廟在我們中國佛教史上,它是江南第一個佛教的寺院,換句話說,在從前江南還沒有佛寺,江南第一個佛寺來源就是這樣來的。

文摘恭錄 阿難問事佛吉凶經  (第一集)  1982  台灣景美華藏圖書館  檔名:15-006-0001