Friday, 8 March 2019

100.Mantra harus diajarkan langsung secara lisan Bgn 2


Petikan Ceramah Master Chin Kung
Judul :  Mantra harus diajarkan langsung secara lisan
(Bagian 2)

Pada zaman dahulu, ketika mantra diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin, mereka berusaha mencari aksara-aksara mandarin yang bunyinya mirip dengan bunyi mantra tersebut. Meskipun mirip tetapi masih belum tepat secara keseluruhan.

Serupa dengan Bahasa Inggris, nama-nama orang bule, kita menggunakan aksara Mandarin untuk mengeja-nya, kita mencarikan aksara-aksara yang bunyinya agak mirip, namun tetap saja lari dari bunyi aslinya.

Maka itu, mantra Tantra mesti diwariskan secara lisan, harus ada seorang guru yang mengajarimu cara membaca mantra. Namun saya pribadi masih saja meragukan keakuratan-nya, apa alasannya?

Meskipun ada guru yang mengajarkannya langsung secara lisan padamu, namun Buddha Sakyamuni telah memasuki Parinirvana tiga ribu tahun lamanya, dari satu orang diturunkan ke satu orang, dari satu orang disampaikan ke satu orang dan seterusnya, tingkat akurasi bunyinya sudah tidak bisa diandalkan lagi.

Maka itu apabila hari ini anda berharap dapat melafal mantra dengan bunyi yang tepat, ini sangat sulit, bahkan terlampau sulit. Jangankan bilang menggunakan Bahasa Mandarin untuk mengejanya adalah hal sulit, meskipun memakai Bahasa Tibet sekalipun, juga tidak mudah mengejanya secara tepat, bahkan walaupun anda berhasil memperoleh teks aslinya dalam Bahasa Sanskrit, juga sulit dijamin keakuratan-nya.

Contohnya salah satu dari empat klasik ajaran Konfusius yang berjudul “Da Xue (the great learning)”, kita mengejanya sebagai “Da Xue”, tidak salah bukan? Tetapi pada masa Dinasti Han, mereka mengejanya sebagai “Tai Xue”, aksaranya sama, maknanya sama, hanya saja ejaan atau bunyinya berbeda.

Jadi kalau kita tuliskan aksaranya, orang Dinasti Han paham, tapi kalau kita baca aksaranya sebagai “Da Xue”, orang Dinasti Han tidak paham apa yang kita maksudkan, oleh karena orang Dinasti Han bacanya sebagai “Tai Xue”.

Contoh lainnya adalah banyak aksara Mandarin, dimana satu aksara yang sama bisa dibaca dengan bunyi berbeda dan memiliki makna yang berbeda, apalagi bila membandingkan zaman dulu dengan zaman sekarang, maka perbedaannya lebih jauh lagi. Banyak buku-buku klasik yang kita baca sudah beda jauh dengan cara baca orang zaman dulu.

Sewaktu membabarkan Dharma, Buddha Sakyamuni akan mengucapkan gatha, tujuannya adalah memberi manfaat bagi hadirin yang datang terlambat, makanya mengulang kembali apa yang telah disampaikan sebelumnya dalam bentuk gatha.

Sedangkan mantra tujuannya adalah memberikan manfaat bagi setan dan malaikat, oleh karena pada waktu Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma, banyak setan dan malaikat ikut hadir dan turut mendengarkan ajaranNya. Maka itu usai membabarkan Dharma, Sang Buddha akan menyapa nama-nama mereka. Dengan demikian mereka juga ikut memperoleh manfaat. Maka itu Sang Buddha menjaga semua makhluk dengan sempurna.

Dipetik dari : Ceramah Master Chin Kung
Judul : Sutra Pertanyaan Ananda Tentang Balasan Baik dan Buruk dari Belajar Buddha Dharma
Serial : 10
Tahun : 1982
Kode Artikel : 15-006-0010


淨空老法師開示節錄 :
密咒一定要靠口傳
(二)

在古時候翻譯的時候,這種梵音儘量找中國字比較接近這個音的來翻,雖然接近也不是完全是這個音。就像現在英語的發音,這些外國人名字我們用中國文字來翻譯,也是找接近的音,決定不是原來的音。因此,密咒一定要靠口傳,要有金剛上師口傳。我對於這樁事情很難相信,為什麼?金剛上師就算口傳,釋迦牟尼佛傳到今天三千年了,一個人傳一個人,一個人傳一個人,大概傳的口音也靠不住了。所以你今天要想把密咒念到正確的音,這個很難,太難了。不要說我們國語的音難,就是藏文的音也不容易正確,乃至於今天拿到梵文,恐怕也難正確。我們可以舉個例子來說,以我們中國國文來講,我們拿《四書》裡頭的「大學」,我們現在念「大學」,沒念錯,大家都承認沒念錯。可是這兩個字在我們中國漢朝的古音,漢朝人可不念「大學」,漢朝人這兩個字的讀法是讀「太教」,「大」漢朝人念太,「學」念教,教學的教,他念太教。如果我們碰到漢朝人,我們說你拿一篇文章來,把「大學」拿來我看看,他就莫名其妙了。你寫給他看,他懂,你念出的聲音不相同。我們本國文字的讀音古今就不相同,念得就不一樣。特別是在詩詞歌賦上,古音念這個韻很有味道、很美,我們今天有時候念這個韻好像不太對,句子不好聽,那是我們讀的音跟古音不一樣。古音在廣東話裡面、客家話裡面還保留著有一些,少數有幾個字還保留著古音,這是我們應當要曉得的。再看看後頭的一點點,這是我在此地跟大家把它介紹出來的。

  「講者遇此」,講經的人遇到咒,「但誦即可」,不必解釋,念念就可以了。為什麼不必解釋?後頭這幾句我也把它介紹出來。「一經兼三」,一部經裡頭有三種體裁,但是它是一個意思,「施設苦心」,都是為了「契機各適」。長行文是為了契理,偈頌是便利於後來、便利於記憶,密咒是便利於鬼神。諸位要曉得,佛講經,在座不但有人在聽,有許多鬼神在聽,對他們也要照顧。所以講完之後,叫叫他們的名字,把重要意思提一提,就提個綱目,用鬼神的言語,叫他們也得到利益。可見得佛說法真是面面顧到,十分的周到。

文摘恭錄 阿難問事佛吉凶經  (第十集)  1982  台灣景美華藏圖書館  檔名:15-006-0010